sumowarna.id – Proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di Jakarta masih berjalan sangat lambat. Hingga awal 2024, progres pengerjaan baru mencapai 200 meter, jauh dari target 17 kilometer yang ditetapkan. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa banjir tetap akan menjadi ancaman bagi warga Jakarta jika proyek ini tidak segera diselesaikan.
Progres yang Belum Sesuai Harapan
Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan salah satu program utama dalam pengendalian banjir di Jakarta. Namun, hingga kini, progresnya masih jauh dari harapan. Dari total 17 kilometer yang direncanakan, baru 200 meter yang rampung.
Kendala utama dalam proyek ini adalah pembebasan lahan, yang masih belum tuntas. Banyak warga yang masih bertahan di bantaran sungai karena belum mendapatkan kepastian terkait kompensasi. Selain itu, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga menjadi tantangan tersendiri, yang berakibat pada lambatnya realisasi di lapangan.
Hambatan dalam Proyek Normalisasi
Beberapa faktor yang menyebabkan proyek ini berjalan lambat antara lain:
- Pembebasan lahan yang belum selesai, karena masih ada warga yang menolak direlokasi.
- Koordinasi lintas instansi yang belum optimal, sehingga menghambat percepatan pengerjaan proyek.
- Cuaca ekstrem dan kondisi geografis, yang menyulitkan proses pengerjaan di beberapa titik sungai.
Pemerintah telah berupaya mempercepat proses normalisasi dengan meningkatkan anggaran serta mencari solusi terkait pembebasan lahan. Namun, hingga kini, belum ada progres yang signifikan.
Dampak Jika Proyek Tidak Segera Diselesaikan
Banjir masih menjadi ancaman utama bagi warga Jakarta, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan Bidara Cina, Kampung Melayu, dan Bukit Duri. Jika proyek normalisasi tidak segera diselesaikan, kawasan ini akan terus mengalami banjir setiap musim hujan.
Normalisasi Sungai Ciliwung bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air dan memperlancar aliran sungai agar tidak meluap. Dengan kondisi yang masih jauh dari target, warga Jakarta harus bersiap menghadapi potensi banjir yang semakin sulit dikendalikan.
Langkah Percepatan yang Diharapkan
Pemerintah menargetkan percepatan pengerjaan dalam beberapa bulan ke depan. Dengan tambahan anggaran dan strategi percepatan pembebasan lahan, proyek ini diharapkan bisa segera mencapai target 17 kilometer agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Namun, tanpa penyelesaian hambatan utama seperti relokasi warga dan birokrasi yang lamban, target tersebut sulit tercapai. Pemerintah perlu mencari solusi konkret agar proyek ini bisa berjalan lebih cepat dan memberikan dampak nyata dalam mengatasi banjir di Jakarta.