Sumowarna.id – Wakil Ketua MPR RI menyampaikan pesan krusial kepada Menteri Luar Negeri yang baru untuk mempertahankan dan melanjutkan capaian diplomasi Indonesia yang telah dibangun selama ini. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah diskusi yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, menyusul pergantian kepemimpinan di Kementerian Luar Negeri.
“Kita memiliki posisi yang sangat strategis dalam diplomasi internasional saat ini. Capaian-capaian yang telah diraih harus dijaga dan ditingkatkan, bukan malah mengulang dari nol,” tegas Wakil Ketua MPR dalam paparannya. Ia mengingatkan bahwa Indonesia telah membangun reputasi yang kuat di kancah internasional, terutama dalam isu-isu strategis seperti konflik Ukraina dan krisis Myanmar.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga konsistensi kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif. “Politik luar negeri kita sudah on the right track. Prinsip bebas aktif yang menjadi landasan diplomasi kita harus terus dijaga dan diperkuat implementasinya,” ujarnya.
Dr. Rizal Sukma, pengamat hubungan internasional, menambahkan bahwa momentum diplomasi Indonesia saat ini sangat baik setelah keberhasilan kepemimpinan di ASEAN dan G20. “Indonesia telah membuktikan kapabilitasnya sebagai middle power yang diperhitungkan. Ini adalah modal yang sangat berharga untuk diplomasi ke depan,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Hikmahanto Juwana dari Universitas Indonesia menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi Menlu baru. “Ada sejumlah isu yang membutuhkan perhatian khusus, mulai dari ketegangan di Laut China Selatan, situasi di Myanmar, hingga penguatan kerja sama ekonomi di tengah ketidakpastian global,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, Dr. Yose Rizal Damuri, menggarisbawahi pentingnya melanjutkan pendekatan diplomasi yang telah terbukti efektif. “Indonesia telah berhasil memposisikan diri sebagai bridge builder dalam berbagai konflik internasional. Peran ini harus terus diperkuat,” tegasnya.
Wakil Ketua MPR juga menyinggung pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua negara tanpa terjebak dalam polarisasi global. “Di tengah situasi dunia yang semakin kompleks, Indonesia harus tetap menjadi kekuatan penyeimbang dan tetap mengedepankan kepentingan nasional,” tambahnya.
Dr. Dinna Wisnu, pakar hubungan internasional, menilai bahwa tantangan terbesar bagi Menlu baru adalah mempertahankan independensi politik luar negeri Indonesia. “Kita harus tetap konsisten dengan prinsip bebas aktif, terutama di tengah meningkatnya tensi geopolitik global,” ujarnya.
Terkait isu kawasan, mantan Duta Besar Indonesia untuk PBB, Dian Triansyah Djani, mengingatkan pentingnya memperkuat peran Indonesia di ASEAN. “Kita perlu terus mengambil inisiatif dalam penyelesaian konflik regional dan memperkuat kerja sama ekonomi kawasan,” sarannya.
Pesan dari Wakil Ketua MPR ini juga mendapat dukungan dari kalangan praktisi diplomasi. “Kontinuitas kebijakan luar negeri sangat penting untuk menjaga kredibilitas Indonesia di mata internasional,” ujar Marty Natalegawa, mantan Menlu RI, dalam komentar tertulisnya.
Di akhir diskusi, Wakil Ketua MPR menegaskan bahwa dukungan parlemen akan selalu ada selama kebijakan luar negeri sejalan dengan kepentingan nasional dan prinsip-prinsip dasar politik luar negeri Indonesia.
Dalam konteks regional, Dr. Amalia Prabowo, peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menekankan pentingnya melanjutkan peran Indonesia dalam isu-isu strategis ASEAN. “Indonesia telah membangun fondasi yang kuat dalam penanganan berbagai isu regional. Menlu baru harus melanjutkan momentum ini, terutama dalam penyelesaian krisis Myanmar dan penguatan kerja sama ekonomi kawasan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Prof. Dewi Fortuna Anwar, yang menyoroti pentingnya kontinuitas dalam pendekatan diplomasi Indonesia. “Kita sudah memiliki blueprint yang jelas dalam politik luar negeri. Yang diperlukan sekarang adalah penguatan implementasi dan adaptasi terhadap dinamika global yang terus berubah,” ungkapnya.
Sementara itu, dari perspektif keamanan regional, Laksamana (Purn.) Soeparno menekankan pentingnya menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. “Menlu baru harus mampu mempertahankan posisi Indonesia sebagai penyeimbang di kawasan, terutama di tengah meningkatnya rivalitas antara kekuatan besar,” tegasnya.