
sumowarna.id – Pergerakan tanah di Tasikmalaya, Jawa Barat, mengakibatkan kerusakan signifikan pada puluhan rumah serta memaksa puluhan keluarga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kejadian ini menjadi perhatian serius, mengingat wilayah tersebut memang dikenal sebagai daerah rawan bencana tanah bergerak.
Dampak Kerusakan dan Jumlah Pengungsi
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebanyak 100 bangunan mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah yang terus berlanjut. Beberapa rumah mengalami retakan ringan hingga sedang, sementara sebagian lainnya mengalami kerusakan berat hingga roboh.
Selain itu, akses jalan di beberapa titik mengalami kerusakan, menghambat mobilitas warga dan tim penyelamat. Sebanyak 42 keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka karena dianggap sudah tidak layak huni dan berisiko tinggi mengalami longsor susulan.
Penyebab Pergerakan Tanah di Tasikmalaya
Pergerakan tanah yang terjadi di Tasikmalaya dipicu oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Tanah yang sudah jenuh air kehilangan kestabilannya, sehingga mudah bergerak. Selain faktor cuaca, karakteristik geologi di wilayah ini juga memengaruhi terjadinya pergerakan tanah.
Selain faktor alam, aktivitas manusia seperti penggundulan hutan dan pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang juga memperparah kondisi tanah. Tanpa adanya vegetasi yang cukup untuk menahan air, tanah di daerah perbukitan semakin mudah mengalami pergerakan.
Respons Pemerintah dan Upaya Evakuasi
Pemerintah daerah telah mengambil langkah cepat dalam menangani dampak bencana ini. Tim BPBD bersama relawan dan aparat setempat telah melakukan evakuasi warga dari zona berbahaya ke tempat pengungsian sementara.
Sejumlah fasilitas darurat telah disiapkan, termasuk posko pengungsian, dapur umum, serta layanan kesehatan bagi para korban. Bantuan logistik berupa makanan, selimut, dan air bersih juga mulai disalurkan.
Selain menangani korban, pemerintah juga tengah melakukan pemetaan wilayah rawan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Tim ahli geologi telah diterjunkan untuk menilai kondisi tanah dan memberikan rekomendasi terkait relokasi bagi warga yang terdampak parah.
Mitigasi dan Pencegahan Jangka Panjang
Untuk mengurangi risiko pergerakan tanah di masa depan, pemerintah berencana memperketat aturan pembangunan di daerah rawan bencana. Upaya rehabilitasi lingkungan seperti reboisasi dan pembuatan sistem drainase yang lebih baik juga akan dilakukan.
Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya pergerakan tanah dan langkah-langkah mitigasi juga menjadi bagian dari strategi pencegahan. Diharapkan dengan adanya kesadaran dan kesiapsiagaan yang lebih baik, risiko bencana serupa dapat diminimalkan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa wilayah dengan potensi pergerakan tanah harus mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Langkah mitigasi yang tepat akan sangat berperan dalam mengurangi dampak bencana di masa mendatang.