Sumowarna.id – Jakarta – Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menyiapkan sejumlah program prioritas yang akan dieksekusi dalam 100 hari pertama pemerintahan mereka. Rencana yang telah disusun bersama tim transisi ini mencakup berbagai sektor vital, mulai dari stabilisasi ekonomi hingga reformasi pendidikan.
Tim transisi kepresidenan mengungkapkan bahwa fokus utama 100 hari pertama adalah menjaga stabilitas harga pangan dan energi. “Kita tidak bisa menunggu. Begitu dilantik, program pengendalian harga bahan pokok harus langsung berjalan,” ujar salah satu anggota tim transisi. Program ini akan didukung dengan implementasi teknologi untuk memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang.
Dalam sektor ekonomi, pemerintahan baru berencana meluncurkan paket kebijakan yang diberi nama “Quick Economic Response” (QER). Program ini mencakup penyederhanaan perizinan usaha, insentif fiskal untuk UMKM, dan pembukaan lapangan kerja baru melalui proyek infrastruktur strategis. Gibran Rakabuming Raka, yang akan menjadi wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia, akan memimpin langsung tim percepatan perizinan usaha.
Sektor pendidikan juga mendapat perhatian khusus dengan rencana implementasi program “Sekolah Penggerak 2.0”. Program ini merupakan pengembangan dari program sebelumnya dengan penekanan pada penguasaan teknologi digital dan keterampilan abad 21. “Kita akan memulai pilot project di 1000 sekolah dalam 100 hari pertama,” jelas salah seorang penasihat bidang pendidikan tim transisi.
Prabowo sendiri menekankan pentingnya penguatan sektor pertahanan dan ketahanan pangan sebagai fondasi kedaulatan negara. Dalam 100 hari pertama, akan diluncurkan program “Lumbung Pangan Digital” yang mengintegrasikan data produksi dan distribusi pangan nasional. Sistem ini diharapkan dapat mencegah kelangkaan dan gejolak harga pangan.
Di bidang kesehatan, pemerintahan baru berencana melakukan reformasi sistem BPJS Kesehatan dan memperkuat fasilitas kesehatan di daerah terpencil. Program “Telemedicine untuk Semua” akan diluncurkan sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi kesenjangan layanan kesehatan.
Gibran, dengan latar belakang sebagai walikota Solo, akan fokus pada program digitalisasi pelayanan publik. “Dalam 100 hari pertama, kita targetkan 50% layanan publik sudah bisa diakses secara digital,” ujarnya dalam sebuah diskusi dengan tim transisi.Sektor investasi juga mendapat perhatian khusus dengan rencana pembentukan “Investment Response Team” yang akan bekerja 24/7 untuk merespons kendala-kendala investasi. Tim ini akan langsung berada di bawah koordinasi Presiden Prabowo untuk memastikan kecepatan pengambilan keputusan.
Program pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan tetap dilanjutkan dengan beberapa penyesuaian. Tim transisi telah menyiapkan evaluasi menyeluruh dan akan mengumumkan roadmap baru dalam 90 hari pertama pemerintahan.
Untuk mendukung seluruh program tersebut, akan dibentuk “Command Center 100 Hari” yang bertugas memantau dan mengevaluasi pencapaian program prioritas. Command center ini akan melibatkan teknologi artificial intelligence untuk analisis data real-time.
Menanggapi berbagai program ambisius tersebut, pengamat politik dari sejumlah universitas terkemuka memberikan catatan positif namun tetap kritis. “Program-program ini memang komprehensif, tetapi kuncinya ada pada eksekusi di lapangan,” ujar salah seorang pengamat.
Prabowo sendiri menegaskan bahwa 100 hari pertama adalah momentum kritis yang akan menentukan arah pemerintahan lima tahun ke depan. “Kita tidak punya waktu untuk berlama-lama. Setiap hari harus ada progres nyata yang dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Tim transisi juga telah menyiapkan sejumlah program cadangan sebagai antisipasi jika terjadi kendala dalam implementasi program utama. “Fleksibilitas adalah kunci. Kita harus siap dengan berbagai skenario,” jelas Koordinator Tim Transisi. Program cadangan ini mencakup berbagai alternatif kebijakan yang telah dikaji secara mendalam bersama para pakar dari berbagai bidang.