Sumowarna.id – Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumumkan rencana besar transformasi sektor pertanian nasional yang akan dimulai segera setelah pelantikan. Program yang diberi nama “Revolusi Agraria 2024-2029” ini mencakup modernisasi menyeluruh dari hulu hingga hilir, dengan target utama mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.
Dalam paparan yang disampaikan di hadapan tim transisi dan para pakar pertanian, Prabowo menekankan pentingnya transformasi digital dalam revolusi pertanian. “Kita tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara konvensional. Era pertanian digital harus dimulai sekarang,” tegasnya. Rencana ini akan didukung dengan implementasi teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan lahan dan sistem irigasi pintar.
Program modernisasi akan dimulai dengan pemetaan digital seluruh lahan pertanian produktif di Indonesia. Menggunakan teknologi satelit dan drone, pemerintah akan memiliki data presisi tentang potensi dan kondisi aktual lahan pertanian. “Dengan data akurat, kita bisa membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran,” jelas salah satu anggota tim ahli.
Aspek penting lainnya adalah reformasi sistem distribusi pangan. Prabowo berencana membangun jaringan “Food Hub Digital” di setiap provinsi yang akan mengintegrasikan rantai pasok dari petani hingga konsumen. Sistem ini akan mengurangi peran tengkulak dan memberikan margin keuntungan lebih besar kepada petani.
Dalam bidang pengembangan SDM pertanian, akan dibentuk “Akademi Petani Muda” di setiap kabupaten. “Kita butuh regenerasi petani dengan pemahaman teknologi modern,” ujar Ketua Tim Transisi Bidang Pertanian. Program ini akan melatih generasi muda dalam teknik pertanian modern, manajemen agribisnis, dan penggunaan teknologi digital.
Inovasi finansial juga menjadi bagian dari revolusi ini. Pemerintah akan meluncurkan skema “Agri-Fintech” yang memudahkan petani mengakses modal dengan bunga rendah. Sistem scoring kredit khusus akan dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik usaha pertanian.
Untuk mendukung produktivitas, program modernisasi alat pertanian akan dipercepat. Target dalam lima tahun, setiap kelompok tani harus memiliki akses ke peralatan modern seperti traktor, drone penyemprot, dan combine harvester. “Mekanisasi pertanian adalah kunci efisiensi,” tegas Prabowo.
Perhatian khusus juga diberikan pada pengembangan benih unggul dan pupuk organik. Pusat penelitian pertanian akan mendapat dukungan anggaran signifikan untuk mengembangkan varietas yang tahan perubahan iklim dan berproduksi tinggi. “Kita harus siap menghadapi dampak perubahan iklim,” tambahnya.
Program “Smart Farming” akan diimplementasikan di desa-desa percontohan. Petani akan dilatih menggunakan sensor tanah, aplikasi pemantau cuaca, dan sistem manajemen pertanian berbasis artificial intelligence. “Teknologi harus sampai ke tingkat paling bawah,” tegas tim ahli.
Aspek sustainability juga menjadi fokus dengan program “Pertanian Ramah Lingkungan”. Insentif khusus akan diberikan kepada petani yang menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Target lima tahun ke depan, 40% lahan pertanian harus sudah menerapkan sistem pertanian organik.
Untuk mengatasi masalah kepemilikan lahan, akan dilakukan reforma agraria digital. Setiap bidang tanah pertanian akan memiliki identitas digital yang memudahkan administrasi dan mencegah konflik kepemilikan. “Kepastian hukum adalah fondasi pembangunan pertanian,” jelas tim hukum.
Tim ekonomi Prabowo memproyeksikan bahwa revolusi agraria ini akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan industri pendukungnya. “Ini bukan sekadar program pertanian, tapi transformasi ekonomi pedesaan,” ungkap salah satu ekonom senior tim transisi.
Sebagai langkah awal implementasi, Prabowo telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa negara maju dalam bidang pertanian seperti Belanda dan Israel. “Kerjasama internasional ini akan mempercepat transfer teknologi dan pengetahuan,” ujarnya. Program pertukaran ahli dan petani juga akan segera dimulai untuk memastikan adopsi teknologi berjalan optimal di lapangan.