
sumowarna.id – Presiden Ukraina kembali mengecam tindakan Rusia yang menolak upaya gencatan senjata dan justru melancarkan serangan ke sebuah rumah sakit. Serangan ini menimbulkan korban jiwa serta memicu kecaman dari berbagai pihak internasional.
Gencatan Senjata Ditolak, Serangan Berlanjut
Harapan akan adanya gencatan senjata di wilayah konflik Ukraina pupus setelah Rusia menolak usulan tersebut. Sebaliknya, militer Rusia justru meningkatkan intensitas serangan, termasuk menyerang rumah sakit yang tengah merawat korban perang dan warga sipil.
Pihak Ukraina menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional, terutama karena fasilitas kesehatan seharusnya dilindungi dalam situasi perang.
Dampak terhadap Korban Sipil
Akibat serangan ini, sejumlah pasien dan tenaga medis menjadi korban. Tim penyelamat segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban yang masih selamat. Kerusakan pada rumah sakit juga membuat layanan medis terhenti, memperburuk kondisi bagi mereka yang membutuhkan perawatan.
Pemerintah Ukraina menegaskan bahwa tindakan ini menunjukkan Rusia tidak memiliki niat untuk menghentikan perang dan justru semakin memperburuk situasi kemanusiaan.
Kecaman dari Komunitas Internasional
Serangan terhadap fasilitas medis ini memicu kemarahan dunia. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan berbagai organisasi hak asasi manusia mengutuk tindakan Rusia yang dinilai melanggar hukum perang.
PBB juga mengeluarkan pernyataan mendesak Rusia untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur sipil dan kembali ke jalur diplomasi.
Langkah Ukraina ke Depan
Sebagai respons, Ukraina terus memperkuat pertahanan dengan dukungan dari negara-negara Barat. Mereka juga berupaya membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional untuk menuntut pertanggungjawaban Rusia.
Di tengah eskalasi konflik yang masih berlangsung, komunitas global menantikan bagaimana kedua pihak akan bertindak selanjutnya, apakah akan ada negosiasi lebih lanjut atau perang akan semakin berkepanjangan.