sumowarna.id – Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, mengeluarkan pernyataan keras terhadap suporter China yang melakukan ejekan terhadap lagu kebangsaan Jepang dalam sebuah pertandingan internasional yang berlangsung baru-baru ini. Kejadian ini mencoreng nilai sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam setiap ajang olahraga internasional. Moriyasu mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap rasa hormat antar negara.
Pada pertandingan yang dihelat di China, sejumlah suporter China tampak mengeluarkan ejekan dan sindiran saat lagu kebangsaan Jepang diputar sebelum pertandingan dimulai. Perilaku ini langsung memicu kecaman dari banyak pihak, terutama dari Jepang, yang menilai bahwa menghormati lagu kebangsaan adalah simbol integritas dan penghargaan terhadap negara lain. Moriyasu menyatakan bahwa kejadian ini sangat mengecewakan dan harus mendapat perhatian serius.
Moriyasu menegaskan bahwa sepak bola seharusnya menjadi ajang untuk membangun hubungan yang lebih baik antar bangsa, bukan untuk merendahkan simbol-simbol kebanggaan masing-masing negara. Ia menekankan pentingnya rasa saling menghormati dalam setiap pertandingan, apalagi di level internasional, di mana setiap negara datang dengan identitas dan sejarah yang harus dihargai. Meskipun insiden ini cukup mengecewakan, Moriyasu memastikan bahwa tim Jepang akan tetap fokus pada pertandingan dan tidak membiarkan kejadian tersebut memengaruhi persiapan mereka ke depan.
Jepang telah menyampaikan protes resmi kepada federasi sepak bola China, meminta agar tindakan suporter tersebut mendapat sanksi tegas. Moriyasu juga berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu menjaga nilai sportivitas dan tidak menyinggung pihak lain dalam ajang olahraga.
Kritik tajam dari Moriyasu mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, baik dari penggemar sepak bola Jepang maupun internasional. Banyak yang menilai bahwa tindakan semacam itu tidak dapat diterima dan harus dikecam. Pihak China juga telah mengungkapkan penyesalannya dan berjanji untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap perilaku suporter mereka di masa depan.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa sportivitas dan rasa hormat harus tetap menjadi landasan dalam setiap pertandingan internasional, di mana perbedaan budaya dan identitas harus dihargai, bukan dijadikan alat untuk mengejek atau merendahkan.