sumowarna.id – Penyakit tiroid merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi, terutama pada wanita. Kondisi ini mencakup berbagai gangguan seperti nodul tiroid, hiperfungsi, hingga pembesaran kelenjar tiroid (gondok). Selama bertahun-tahun, prosedur bedah menjadi pilihan utama untuk menangani gangguan tiroid yang memerlukan pengobatan definitif. Namun, perkembangan teknologi medis telah melahirkan berbagai alternatif non-bedah, salah satunya adalah metode Radio Frequency Ablation (RFA).
Apa Itu Radio Frequency Ablation (RFA)?
RFA adalah prosedur minimal invasif yang menggunakan energi gelombang radio frekuensi tinggi untuk menghasilkan panas. Panas ini digunakan untuk menghancurkan jaringan abnormal di kelenjar tiroid, seperti nodul jinak atau hiperplastik. Proses ini dilakukan dengan memasukkan elektroda tipis ke dalam nodul tiroid, yang diarahkan dengan bantuan panduan ultrasonografi.
Teknik RFA telah diakui sebagai salah satu solusi inovatif untuk pengobatan tiroid, terutama bagi pasien yang ingin menghindari pembedahan atau anestesi umum. Keunggulan metode ini terletak pada kemampuannya untuk menghancurkan jaringan target tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya, sehingga risiko komplikasi lebih rendah.
Indikasi Penggunaan RFA pada Tiroid
RFA biasanya digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi berikut:
- Nodul Tiroid Jinak:
Nodul jinak yang besar sering menyebabkan gejala seperti kesulitan menelan, tekanan di leher, atau gangguan estetika. Metode RFA dapat mengecilkan nodul hingga 50–80% dalam beberapa bulan setelah prosedur. - Tiroid Berfungsi Aktif (Hiperfungsi):
Dalam kasus di mana nodul menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan, RFA dapat mengurangi ukuran nodul dan mengembalikan fungsi hormonal ke tingkat normal. - Alternatif untuk Pembedahan:
Bagi pasien yang tidak cocok menjalani operasi karena faktor usia, kondisi kesehatan, atau ketakutan terhadap pembedahan, RFA menjadi solusi yang aman dan efektif. - Pasien dengan Risiko Komplikasi Tinggi:
Untuk pasien dengan riwayat medis tertentu seperti gangguan pembekuan darah atau penyakit kardiovaskular, RFA menawarkan pendekatan yang lebih aman dibandingkan prosedur bedah tradisional.
Prosedur dan Keunggulan RFA
RFA dilakukan di bawah anestesi lokal. Prosedur ini diawali dengan pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan lokasi dan ukuran nodul. Elektroda kecil kemudian dimasukkan ke dalam nodul dengan panduan real-time ultrasonografi. Gelombang radio frekuensi yang dihasilkan elektroda akan menghancurkan jaringan nodul, yang kemudian akan diserap oleh tubuh secara alami.
Beberapa keunggulan utama metode ini adalah:
- Minim Invasif: Tidak memerlukan sayatan besar, sehingga waktu pemulihan lebih cepat.
- Komplikasi Minimal: Risiko kerusakan saraf, pembuluh darah, atau jaringan sehat sangat rendah.
- Tanpa Bekas Luka: Prosedur ini hanya meninggalkan bekas tusukan kecil, sehingga hasilnya lebih estetis.
- Waktu Pemulihan Singkat: Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam 1–2 hari setelah prosedur.
Kekurangan dan Batasan
Meskipun RFA memiliki banyak keunggulan, metode ini tidak selalu cocok untuk semua pasien. Pasien dengan kanker tiroid ganas atau nodul yang sangat besar mungkin memerlukan metode lain seperti pembedahan atau terapi radioaktif. Selain itu, hasil optimal RFA memerlukan keahlian tinggi dari dokter spesialis, serta fasilitas medis yang memadai.
Kesimpulan
RFA merupakan terobosan dalam pengobatan tiroid yang memberikan opsi non-bedah bagi pasien dengan nodul tiroid jinak atau hiperfungsi tiroid. Dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, risiko komplikasi rendah, dan pemulihan cepat, metode ini semakin diminati di berbagai negara. Namun, keputusan untuk memilih RFA harus berdasarkan evaluasi medis yang komprehensif. Pasien disarankan berkonsultasi dengan spesialis endokrinologi atau radiologi intervensi untuk menentukan metode yang paling sesuai dengan kondisi mereka.
Dengan teknologi seperti RFA, masa depan pengobatan tiroid menjadi lebih cerah dan ramah bagi pasien, menghadirkan harapan baru dalam dunia medis.