![](https://sumowarna.id/wp-content/uploads/2024/12/Untitled-Project-21-1-1024x576.jpg)
sumowarna.id – Dalam lanskap geopolitik yang dinamis, pembelajaran dari sejarah menjadi kunci untuk menghadapi tantangan masa depan. Kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah, yang kini mencari pengaruh di wilayahnya, memiliki banyak hal untuk dipelajari dari pengalaman Taliban Afghanistan. Isolasi internasional yang kini menimpa Taliban seharusnya menjadi peringatan penting bagi HTS.
Perubahan Strategi: Pentingnya Pendekatan yang Bijak
Taliban, setelah mengambil alih Afghanistan pada 2021, menghadapi ekspektasi global untuk membangun pemerintahan inklusif. Namun, kebijakan internal mereka yang cenderung konservatif justru mengundang kecaman dan sanksi internasional. Akibatnya, ekonomi Afghanistan mengalami tekanan berat, dan rakyatnya menghadapi krisis kemanusiaan.
HTS, yang masih berjuang mempertahankan posisinya di Suriah, perlu mempertimbangkan dampak dari kebijakan yang mereka terapkan. Belajar dari Taliban, HTS harus menyadari bahwa kebijakan ekstrem tanpa dialog internasional hanya akan memperburuk isolasi. Sebaliknya, membuka jalur komunikasi dengan dunia luar bisa menjadi langkah awal untuk menghindari nasib serupa.
Diplomasi: Jalan Menuju Pengakuan Internasional
Salah satu kesalahan terbesar Taliban adalah mengabaikan pentingnya diplomasi global. Meski memiliki kendali penuh atas Afghanistan, mereka gagal mendapatkan pengakuan resmi dari mayoritas negara. Ini menyebabkan akses mereka terhadap bantuan internasional dan ekonomi global sangat terbatas.
HTS harus memahami bahwa legitimasi tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi juga oleh kemampuan membangun hubungan diplomatik. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih moderat, HTS memiliki peluang untuk mendapatkan dukungan dari komunitas internasional. Langkah ini juga dapat membantu menciptakan stabilitas di wilayah yang mereka kuasai.
Pelajaran Penting: Mengutamakan Kepentingan Rakyat
Rakyat Afghanistan kini menghadapi kemiskinan yang meluas, inflasi tinggi, dan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar. Hal ini terjadi karena Taliban lebih fokus pada penguatan ideologi dibandingkan kesejahteraan masyarakat.
HTS harus mengambil pelajaran penting dari situasi ini. Sebuah pemerintahan yang efektif harus memprioritaskan kebutuhan rakyat, seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang stabil. Dengan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, HTS dapat membangun dukungan internal yang kuat dan memperbaiki citra mereka di mata dunia.
Kesimpulan: Menyongsong Masa Depan yang Lebih Baik
Pengalaman Taliban Afghanistan menjadi cermin penting bagi HTS Suriah untuk mengevaluasi langkah-langkah mereka ke depan. Isolasi internasional bukanlah jalan yang menguntungkan, baik bagi kelompok itu sendiri maupun rakyat yang mereka pimpin. Dengan mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan fokus pada diplomasi, HTS memiliki peluang untuk menghindari kesalahan yang sama.
Di dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk beradaptasi dengan tuntutan global adalah kunci untuk bertahan. HTS memiliki pilihan untuk belajar dari pengalaman Taliban dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi wilayah yang mereka kuasai.