sumowarna.id – Konflik di Gaza kembali memanas setelah laporan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara muncul ke permukaan. Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, dengan tegas mengutuk tindakan ini sebagai pelanggaran kemanusiaan yang serius. Serangan tersebut bukan hanya melukai fisik, tetapi juga menghancurkan simbol solidaritas Indonesia terhadap rakyat Palestina. Dalam pernyataannya, Mardani menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan dan mengedepankan dialog damai.
Serangan yang Mengguncang Dunia Kemanusiaan
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara selama ini menjadi tempat perlindungan bagi warga yang terdampak konflik berkepanjangan. Namun, serangan terbaru Israel terhadap fasilitas ini menambah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut. Serangan ini tidak hanya melukai pasien dan tenaga medis, tetapi juga mengancam nyawa mereka yang seharusnya mendapatkan perlindungan sesuai hukum internasional.
Mardani Ali Sera menyebut tindakan ini sebagai penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa menyerang rumah sakit, yang seharusnya menjadi zona aman, adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun. Pernyataan ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, yang menyerukan keadilan bagi para korban.
Peran Indonesia dalam Solidaritas Global
Sebagai negara yang aktif mendukung perjuangan Palestina, Indonesia telah menunjukkan komitmennya melalui berbagai upaya, termasuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Rumah sakit ini bukan hanya fasilitas medis, tetapi juga simbol solidaritas dan harapan bagi rakyat Palestina.
Dalam pernyataannya, Mardani Ali Sera mengingatkan dunia internasional bahwa serangan terhadap fasilitas ini adalah bentuk intimidasi yang bertujuan melemahkan dukungan global terhadap Palestina. Ia juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah diplomatik yang tegas, termasuk membawa isu ini ke forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu, Mardani menyoroti pentingnya peran masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan, baik melalui doa maupun bantuan konkret, guna membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Kecaman Terhadap Pelanggaran Hukum Internasional
Serangan terhadap fasilitas kesehatan melanggar Konvensi Jenewa, yang mengatur perlindungan terhadap warga sipil dan infrastruktur vital dalam situasi konflik. Tindakan ini menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap hukum internasional yang telah disepakati bersama.
Mardani Ali Sera menyerukan agar komunitas internasional tidak tinggal diam. Ia menegaskan bahwa pembiaran terhadap pelanggaran seperti ini hanya akan memperburuk situasi di Gaza dan memberikan ruang bagi tindakan serupa di masa depan. Menurutnya, penting bagi semua pihak untuk bersatu dalam mengecam serangan ini dan menuntut pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat.
Langkah Konkret Menuju Perdamaian
Mardani juga mengajak semua pihak untuk mendukung langkah-langkah menuju perdamaian yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa konflik di Gaza tidak akan selesai tanpa komitmen kuat dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi yang adil.
Indonesia, melalui peran aktif di forum internasional, dapat menjadi jembatan bagi dialog damai antara pihak-pihak yang berkonflik. Selain itu, Mardani mendorong pemerintah untuk terus memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina di berbagai platform global.
Harapan untuk Masa Depan Gaza
Di tengah situasi yang memprihatinkan, serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza menjadi pengingat bagi dunia akan pentingnya solidaritas dan kerja sama untuk mewujudkan perdamaian. Mardani Ali Sera mengakhiri pernyataannya dengan menyerukan agar semua pihak terus berjuang untuk keadilan dan kemanusiaan.
Konflik ini mungkin belum berakhir, tetapi harapan untuk masa depan yang lebih baik tetap hidup. Melalui langkah nyata dan dukungan dari berbagai pihak, rakyat Gaza dapat terus berjuang untuk meraih kedamaian dan kedaulatan yang telah lama mereka perjuangkan.
