sumowarna.id – Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE), merupakan peristiwa monumental yang mengguncang hubungan ekonomi dan politik di seluruh Eropa. Setelah lebih dari empat dekade bergabung dengan Uni Eropa, Inggris memutuskan untuk meninggalkan blok tersebut pada tahun 2016, dan secara resmi keluar pada 31 Januari 2020. Keputusan ini menciptakan tantangan baru bagi banyak negara anggota UE, termasuk Belanda, yang memiliki hubungan dagang yang sangat erat dengan Inggris.
Meskipun proses perpisahan telah selesai, dampak dari Brexit masih terasa, terutama dalam hal perdagangan, regulasi, dan mobilitas. Sebagai salah satu negara terbesar di Eropa yang bergantung pada perdagangan internasional, Belanda harus beradaptasi dengan realitas baru ini, dan berusaha menjaga stabilitas hubungan dagang dengan Inggris setelah perpisahan tersebut.
Keterkaitan Ekonomi Belanda dan Inggris Sebelum Brexit
Belanda dan Inggris memiliki sejarah panjang dalam hubungan ekonomi. Sebagai dua negara yang sama-sama memiliki ekonomi terbuka dan berbasis perdagangan, keduanya saling melengkapi dalam banyak sektor, mulai dari manufaktur, teknologi, hingga keuangan. Pada 2019, Inggris merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Belanda, dengan volume perdagangan mencapai lebih dari €40 miliar. Produk yang diperdagangkan antara kedua negara meliputi barang-barang industri, bahan kimia, teknologi tinggi, serta barang konsumsi.
Selain itu, Inggris adalah tujuan utama ekspor bagi produk pertanian dan makanan Belanda. Tidak hanya itu, sektor jasa keuangan Belanda juga seringkali terhubung dengan pasar Inggris yang maju, khususnya dalam hal investasi dan pasar modal.
Tantangan Baru Setelah Brexit
Setelah Brexit, Belanda harus menavigasi berbagai tantangan yang muncul akibat berakhirnya kebijakan perdagangan bebas yang selama ini ada dalam kerangka Uni Eropa. Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh Belanda termasuk:
- Perdagangan yang Terhambat oleh Bea Cukai dan Regulasi Baru
Salah satu dampak langsung dari Brexit adalah pengenalan kontrol perbatasan dan tarif bea cukai antara Inggris dan UE, termasuk Belanda. Sebelum Brexit, Inggris menikmati akses bebas tarif ke pasar tunggal Uni Eropa. Namun setelah Brexit, barang yang diperdagangkan antara kedua negara kini harus melalui prosedur administratif yang lebih rumit, dan tarif bea cukai dikenakan pada beberapa jenis barang. - Pengaruh pada Rantai Pasokan
Banyak perusahaan Belanda yang memiliki rantai pasokan yang terhubung erat dengan Inggris, baik dalam hal bahan baku, komponen, atau produk jadi. Brexit mempengaruhi kelancaran pengiriman dan distribusi barang, dan bisa menyebabkan penundaan atau biaya tambahan yang signifikan. - Perubahan dalam Mobilitas Tenaga Kerja
Sebelumnya, tenaga kerja yang bekerja di Inggris atau sebaliknya dapat berpindah dengan bebas di dalam kawasan Uni Eropa. Namun setelah Brexit, hal ini menjadi lebih kompleks karena Inggris tidak lagi terikat pada kebijakan kebebasan bergerak yang berlaku di Uni Eropa. Ini mempengaruhi banyak perusahaan Belanda yang bergantung pada pekerja dari Inggris dan sebaliknya, khususnya dalam sektor-sektor seperti teknologi, kesehatan, dan industri kreatif. - Ketidakpastian Regulasi
Sebagai anggota UE, Inggris tunduk pada berbagai regulasi dan standar yang sama dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Setelah Brexit, Inggris mengembangkan regulasinya sendiri, yang berarti perusahaan-perusahaan Belanda harus mematuhi dua set aturan yang berbeda jika mereka ingin berbisnis di Inggris dan di pasar UE.
Langkah Belanda untuk Menjaga Hubungan Dagang dengan Inggris
Meskipun tantangan-tantangan ini muncul pasca-Brexit, Belanda telah mengambil sejumlah langkah untuk menjaga dan bahkan memperkuat hubungan dagangnya dengan Inggris. Beberapa upaya tersebut antara lain:
- Meningkatkan Diversifikasi Pasar
Belanda telah berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Inggris dengan mencari peluang baru di pasar global lainnya. Hal ini termasuk menjajaki perjanjian dagang dengan negara-negara di luar Uni Eropa, serta memperkuat hubungan dengan mitra dagang lainnya di Eropa. - Memfasilitasi Perdagangan dengan Infrastruktur Modern
Belanda terus berinvestasi dalam infrastruktur logistik dan digital, yang memudahkan proses perdagangan lintas batas. Pelabuhan Rotterdam, salah satu pelabuhan terbesar di dunia, tetap menjadi titik kunci dalam distribusi barang antara Inggris dan Eropa. Selain itu, teknologi digital seperti platform perdagangan dan pembayaran internasional juga dimanfaatkan untuk mempermudah transaksi antar negara. - Kerja Sama Ekonomi Bilateral dengan Inggris
Pemerintah Belanda secara aktif berusaha memperkuat hubungan bilateral dengan Inggris melalui dialog langsung, kerjasama investasi, serta kolaborasi dalam bidang inovasi dan riset. Ini dilakukan untuk mengurangi hambatan yang muncul akibat perpisahan Inggris dari Uni Eropa dan memastikan hubungan ekonomi tetap produktif. - Fokus pada Sektor-sektor Prioritas
Belanda berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan pasca-Brexit, seperti teknologi tinggi, energi terbarukan, dan sektor jasa keuangan. Dengan berinvestasi dalam pengembangan sektor-sektor ini, Belanda berharap dapat menjaga daya saing ekonominya di pasar global. - Mendukung Sektor UKM dan Industri
Pemerintah Belanda dan berbagai organisasi perdagangan memberikan dukungan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang terdampak oleh Brexit. Ini termasuk bantuan teknis terkait peraturan baru dan peluang ekspor, serta inisiatif untuk menghubungkan UKM Belanda dengan peluang baru di Inggris.
Masa Depan Hubungan Dagang Belanda-Inggris
Meski hubungan dagang antara Belanda dan Inggris pasca-Brexit tidak akan pernah kembali persis seperti sebelumnya, kedua negara tampaknya tetap berkomitmen untuk menjaga kemitraan yang saling menguntungkan. Dengan adaptasi yang tepat, termasuk diversifikasi pasar, pemanfaatan teknologi, dan kolaborasi bilateral yang erat, Belanda dapat terus memanfaatkan potensi besar dari hubungan dagang dengan Inggris.
Ke depan, kemungkinan adanya perjanjian dagang baru dan kerja sama sektor strategis antara Belanda dan Inggris bisa membuka peluang baru. Brexit, meski penuh tantangan, juga memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk menciptakan hubungan yang lebih fleksibel dan berbasis pada inovasi, yang akan menentukan arah perkembangan ekonomi mereka di masa depan.
Belanda, sebagai negara yang tangguh dan adaptif, jelas tidak akan membiarkan Brexit menghambat potensinya untuk terus berkembang dalam dunia perdagangan global.