Sumowarna.id – Daging merah merupakan salah satu sumber protein hewani yang populer di seluruh dunia. Mulai dari daging sapi, kambing, hingga babi, daging merah kerap menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan lezat. Namun, ada kekhawatiran yang berkembang terkait konsumsi daging merah, yaitu risiko kanker yang mungkin ditimbulkannya.
Lantas, apakah benar konsumsi daging merah bisa memicu kanker? Berikut penjelasan lengkapnya berdasarkan penelitian ilmiah dan pandangan para ahli.
Apa Itu Daging Merah?
Daging merah merujuk pada daging yang berasal dari hewan mamalia, seperti sapi, kambing, dan babi, yang memiliki warna merah ketika mentah. Jenis daging ini kaya akan nutrisi seperti protein, zat besi, vitamin B12, dan seng, yang penting bagi tubuh.
Namun, daging merah juga mengandung senyawa seperti lemak jenuh dan zat lain yang dapat memicu masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Kaitan Antara Daging Merah dan Kanker
Penelitian yang diterbitkan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengklasifikasikan daging merah sebagai “kemungkinan karsinogenik bagi manusia.” Hal ini berarti konsumsi daging merah berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu, seperti kanker kolorektal (usus besar).
Faktor yang berkontribusi pada risiko kanker dari daging merah meliputi:
- Proses Pengolahan
Daging merah yang diproses, seperti sosis, bacon, dan daging asap, mengandung zat tambahan seperti nitrit dan nitrat. Senyawa ini dapat berubah menjadi karsinogen saat dimasak pada suhu tinggi. - Metode Memasak
Memasak daging merah dengan suhu tinggi, seperti memanggang atau membakar, dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amina heterosiklik (HCA), yang berpotensi meningkatkan risiko kanker. - Kandungan Lemak Jenuh
Lemak jenuh dalam daging merah dapat memicu peradangan kronis, yang pada akhirnya dapat menjadi faktor risiko kanker.
Berapa Banyak Konsumsi Daging Merah yang Aman?
Para ahli merekomendasikan konsumsi daging merah dalam jumlah sedang. Menurut panduan diet dari American Institute for Cancer Research (AICR), konsumsi daging merah sebaiknya tidak lebih dari 500 gram per minggu (berat setelah dimasak).
Penting juga untuk memperhatikan cara pengolahan daging merah. Pilih metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan suhu rendah, untuk meminimalkan pembentukan senyawa berbahaya.
Apakah Daging Merah Sepenuhnya Buruk?
Meskipun ada kekhawatiran tentang risiko kanker, daging merah tetap memiliki manfaat kesehatan bila dikonsumsi dengan bijak. Kandungan zat besi dalam daging merah, misalnya, sangat penting untuk mencegah anemia. Selain itu, protein dalam daging merah membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
Kuncinya adalah keseimbangan. Kombinasikan konsumsi daging merah dengan sumber protein lainnya, seperti ikan, ayam, dan protein nabati, untuk mendapatkan manfaat maksimal tanpa meningkatkan risiko kesehatan.
Tips Mengurangi Risiko Kesehatan dari Konsumsi Daging Merah
- Batasi Porsi: Konsumsi daging merah sesuai dengan anjuran harian, yaitu tidak lebih dari 70 gram per hari.
- Hindari Daging Olahan: Kurangi konsumsi produk seperti sosis, ham, atau bacon.
- Gunakan Metode Memasak Sehat: Hindari memasak dengan suhu sangat tinggi atau langsung terkena api terbuka.
- Kombinasikan dengan Sayuran: Tambahkan sayuran kaya serat dalam hidangan untuk membantu melindungi saluran pencernaan.
- Pilih Daging Rendah Lemak: Pilih potongan daging yang lebih rendah lemak untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh.
Kesimpulan
Konsumsi daging merah tidak sepenuhnya buruk bagi kesehatan. Namun, konsumsi yang berlebihan, terutama daging merah olahan, dapat meningkatkan risiko kanker tertentu. Dengan membatasi konsumsi dan memilih metode pengolahan yang sehat, Anda tetap dapat menikmati daging merah tanpa mengorbankan kesehatan.
Hidup sehat adalah tentang keseimbangan, jadi pastikan pola makan Anda mencakup beragam sumber nutrisi untuk mendukung tubuh tetap bugar dan sehat.