sumowarna.id – Kebijakan pemerintah yang memutuskan untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengundang berbagai tanggapan, baik positif maupun negatif. Meskipun mendapat banyak kritikan, pemerintah bersikukuh melaksanakan kebijakan ini dengan beberapa alasan yang dinilai penting untuk kelangsungan fiskal negara.
Mengurangi Ketergantungan pada Pembiayaan Utang
Salah satu alasan utama kenaikan PPN adalah untuk mengurangi ketergantungan negara pada utang luar negeri. Dengan semakin membengkaknya defisit anggaran, utang menjadi salah satu solusi pembiayaan yang semakin sering digunakan. Pemerintah berharap, dengan meningkatkan penerimaan pajak, mereka bisa mengurangi beban utang yang terus meningkat.
Pembiayaan Infrastruktur dan Pembangunan Jangka Panjang
Penerimaan dari kenaikan PPN ini juga akan digunakan untuk mendanai berbagai proyek infrastruktur yang telah lama tertunda. Pembangunan infrastruktur yang lebih baik diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Menghadapi Tantangan Ekonomi Global
Selain itu, kebijakan ini dianggap sebagai strategi untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Dengan meningkatkan pajak, pemerintah berharap bisa mengurangi dampak negatif dari situasi ekonomi global dan mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.
Kritik dan Dampak pada Masyarakat
Meski pemerintah menjelaskan manfaat kenaikan PPN, banyak pihak mengkritik kebijakan ini karena dampaknya yang dirasa memberatkan, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Kenaikan harga barang dan jasa sebagai akibat dari tarif PPN yang lebih tinggi diprediksi akan mengurangi daya beli masyarakat, yang sudah terbebani oleh inflasi.
Penutupan
Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan kenaikan PPN dengan alasan untuk memperbaiki defisit anggaran dan mendukung pembangunan jangka panjang. Ke depan, perlu ada perhatian lebih terhadap dampak kebijakan ini, agar dapat meminimalkan beban bagi masyarakat yang paling terpengaruh.