sumowarna.id – Pada Senin (29/12), dua desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dilanda bencana angin puting beliung yang menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah bangunan. Kejadian ini mengakibatkan 21 bangunan hancur dan beberapa lainnya mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Angin puting beliung yang datang secara mendadak dan dengan kekuatan yang besar ini memporak-porandakan infrastruktur dan rumah warga, menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di Indonesia pada akhir tahun.
Kejadian dan Dampak Angin Puting Beliung di Jepara
Angin puting beliung yang melanda Jepara ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, ketika sebagian besar warga sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Peristiwa ini berlangsung sangat cepat, dengan angin kencang yang disertai dengan hujan lebat, membuat banyak warga terkejut dan berlari mencari perlindungan. Kecepatan angin yang mencapai puluhan kilometer per jam menyebabkan banyak atap rumah terbang, pohon tumbang, dan fasilitas umum rusak berat.
Dua desa yang terdampak paling parah adalah Desa Kecapi dan Desa Karangmalang yang berada di wilayah Kecamatan Jepara. Sebanyak 21 bangunan, termasuk rumah penduduk dan beberapa fasilitas umum, rusak akibat terjangan angin tersebut. Tidak hanya rumah, sejumlah bangunan penting seperti pos ronda dan warung juga ikut hancur.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara segera turun tangan untuk melakukan penanganan darurat. Mereka berkoordinasi dengan pihak kepolisian, TNI, serta relawan lokal untuk melakukan pendataan kerusakan dan memastikan keselamatan warga. “Kami masih melakukan evaluasi lebih lanjut, namun kerusakan cukup parah di beberapa titik. Warga yang rumahnya rusak langsung diberi bantuan sementara,” ujar salah seorang anggota BPBD Jepara.
Kerugian Material dan Usaha Pemulihan
Selain kerusakan rumah, bencana angin puting beliung ini juga menyebabkan kerugian materiil yang tidak sedikit. Banyak warga yang kehilangan barang-barang berharga, dan beberapa usaha kecil yang ada di sekitar area terdampak harus berhenti sementara waktu karena fasilitas mereka rusak parah. Banyak petani yang juga mengeluhkan tanaman mereka rusak akibat pohon tumbang atau bangunan yang roboh.
Proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu cukup lama, mengingat kerusakan yang cukup meluas. Pemerintah setempat mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini. “Kami harap masyarakat tetap tenang dan mengutamakan keselamatan. Bantuan logistik untuk korban terus kami salurkan,” ujar Kepala Desa Kecapi, saat ditemui di lokasi bencana.
Mengantisipasi Bencana Serupa
Keberadaan angin puting beliung yang sering melanda wilayah Indonesia, termasuk di Jepara, mengharuskan masyarakat untuk lebih siap menghadapi potensi bencana alam tersebut. Berbagai langkah pencegahan harus dilakukan, mulai dari pembinaan kepada masyarakat mengenai tanda-tanda cuaca ekstrem hingga pembuatan struktur bangunan yang lebih tahan terhadap bencana alam.
Selain itu, pihak pemerintah juga diharapkan untuk memperbaiki sistem peringatan dini dan meningkatkan infrastruktur penanggulangan bencana. Angin puting beliung memang sulit untuk diprediksi, namun dengan kesiapsiagaan yang baik, kerusakan bisa diminimalisir dan jumlah korban jiwa dapat dicegah.
Kesimpulan
Bencana angin puting beliung yang melanda dua desa di Jepara ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran akan potensi bencana alam dan kesiapsiagaan masyarakat. Kerusakan yang ditimbulkan sangat besar, namun di balik itu ada semangat gotong-royong yang terlihat dari bantuan yang diberikan oleh warga dan berbagai pihak. Pemerintah setempat terus berupaya untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan bantuan bagi para korban. Semoga bencana seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang, dan masyarakat semakin siap menghadapi potensi bencana lainnya.