Sumowarna.id – Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, Anies Baswedan telah meluncurkan berbagai kebijakan transportasi yang bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan, meningkatkan mobilitas masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur transportasi tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Artikel ini akan membahas dampak dari kebijakan transportasi Anies Baswedan dalam menuju Jakarta yang lebih ramah lingkungan.
1. Pengembangan Transportasi Umum
Anies Baswedan menyadari bahwa transportasi umum yang baik adalah kunci untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Beberapa kebijakan yang diambil meliputi:
a. Perluasan Jaringan MRT dan LRT
- MRT Jakarta: Proyek MRT Jakarta yang diresmikan pada Maret 2019 menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam transportasi umum di Jakarta. Dengan jalur yang menghubungkan Lebak Bulus ke Bundaran HI, MRT menawarkan alternatif transportasi yang cepat dan efisien.
- LRT Jakarta: Selain MRT, pembangunan LRT (Light Rail Transit) juga dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah. LRT diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat.
b. Peningkatan Angkutan Umum
Anies juga fokus pada peningkatan layanan angkutan umum, seperti TransJakarta. Beberapa langkah yang diambil termasuk:
- Penambahan Koridor dan Fasilitas: Penambahan jalur baru dan peningkatan fasilitas TransJakarta untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.
- Integrasi Moda Transportasi: Mengintegrasikan berbagai moda transportasi agar lebih mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.
2. Kebijakan Berbasis Lingkungan
Kebijakan transportasi Anies Baswedan juga berfokus pada keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan. Langkah-langkah yang diambil mencakup:
a. Program “Jakarta Green”
Melalui program “Jakarta Green”, Anies mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan bermotor ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda dan pejalan kaki. Beberapa inisiatif yang dilakukan adalah:
- Pengembangan Jalur Sepeda: Pembangunan jalur sepeda di berbagai titik di Jakarta untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari.
- Ruang Terbuka Hijau: Peningkatan ruang terbuka hijau untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi pejalan kaki.
b. Kebijakan Kendaraan Ramah Lingkungan
Anies juga berkomitmen untuk mendorong penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan. Beberapa langkah yang diambil termasuk:
- Insentif untuk Kendaraan Listrik: Pemerintah DKI memberikan insentif bagi pengguna kendaraan listrik sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara.
- Pengurangan Emisi Gas Buang: Penerapan regulasi yang lebih ketat terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor, untuk memastikan kualitas udara yang lebih baik di Jakarta.
3. Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Mobilitas
Implementasi kebijakan transportasi yang ramah lingkungan ini memiliki dampak positif yang signifikan, antara lain:
a. Pengurangan Kemacetan
Dengan peningkatan transportasi umum dan promosi penggunaan sepeda, Anies berharap dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya, yang pada gilirannya mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
b. Peningkatan Kualitas Udara
Pengurangan emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan promosi kendaraan ramah lingkungan berkontribusi pada peningkatan kualitas udara di Jakarta. Dengan meningkatnya jumlah pengguna transportasi umum dan sepeda, diharapkan polusi udara dapat berkurang secara signifikan.
4. Tantangan dan Hambatan
Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, kebijakan transportasi Anies Baswedan juga menghadapi berbagai tantangan:
Pendanaan dan Anggaran: Pembiayaan untuk proyek-proyek transportasi dan infrastruktur ramah lingkungan seringkali terbatas, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.
Infrastruktur yang Masih Kurang Memadai: Pembangunan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan memerlukan investasi besar dan waktu, sehingga hasilnya mungkin belum terlihat secara langsung.
Perubahan Kebiasaan Masyarakat: Masyarakat Jakarta masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi, dan mengubah kebiasaan ini menjadi tantangan tersendiri.