Sumowarna.id – Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan langkah strategis untuk bergabung dengan dua organisasi ekonomi internasional, yakni BRICS dan OECD. Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya mencari peluang terbaik bagi pertumbuhan ekonomi negara. Bergabung dengan kedua organisasi tersebut diharapkan dapat membuka jalan bagi peningkatan investasi, akses pasar, dan kerja sama ekonomi yang lebih luas.
BRICS, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dikenal sebagai kelompok negara berkembang yang memiliki potensi ekonomi besar. Sementara itu, OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari negara-negara maju dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Dengan mempertimbangkan dua organisasi ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan posisi dalam ekonomi global.
Mengapa Bergabung dengan BRICS?
Prabowo Subianto menjelaskan bahwa Indonesia tertarik bergabung dengan BRICS karena melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang dimiliki negara-negara anggotanya. BRICS selama ini dikenal sebagai kekuatan ekonomi baru yang mampu menyaingi dominasi negara-negara Barat. Dengan bergabung, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan akses pasar ke negara-negara anggota dan memperkuat kerja sama ekonomi di bidang perdagangan, investasi, serta pembangunan infrastruktur.
Selain itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama setelah pandemi COVID-19, menjadi alasan kuat bagi Indonesia untuk mencari alternatif pasar dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya.
“Untuk ekonomi, kita ingin mencari yang terbaik. BRICS menawarkan kesempatan bagi negara-negara berkembang untuk bersama-sama membangun kekuatan ekonomi yang lebih adil dan seimbang,” ujar Prabowo dalam wawancaranya.
Manfaat Potensial dari Bergabung dengan OECD
Selain BRICS, Indonesia juga mempertimbangkan untuk bergabung dengan OECD, organisasi yang fokus pada kerja sama ekonomi antarnegara maju. Meski BRICS menawarkan kerja sama dengan negara berkembang, bergabung dengan OECD dapat memberikan keuntungan lain bagi Indonesia, terutama dalam hal pembelajaran kebijakan ekonomi yang lebih maju dan berbasis data.
Indonesia telah menjalin hubungan baik dengan OECD selama beberapa tahun terakhir. Banyak rekomendasi kebijakan OECD yang telah diterapkan di Indonesia, seperti reformasi perpajakan dan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan menjadi anggota penuh, Indonesia dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan mendapatkan dukungan lebih besar dalam pelaksanaan reformasi ekonomi.
Prabowo menambahkan, “OECD memberikan kita akses ke jaringan negara-negara maju yang bisa membantu kita mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih efektif. Ini adalah bagian dari strategi kita untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing global.”
Tantangan dan Peluang yang Dihadapi
Meski demikian, bergabung dengan BRICS dan OECD bukan tanpa tantangan. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia perlu menyesuaikan kebijakan domestik agar sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan oleh kedua organisasi tersebut. Proses adaptasi ini bisa memakan waktu dan memerlukan perubahan signifikan di berbagai sektor, termasuk peraturan perdagangan, investasi, serta kebijakan fiskal dan moneter.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia siap mengambil risiko dan berinovasi untuk mencari peluang terbaik bagi pertumbuhan ekonomi. Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Keputusan untuk mempertimbangkan keanggotaan di BRICS dan OECD menunjukkan strategi ekonomi Indonesia yang fleksibel dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Dengan memanfaatkan keanggotaan di dua organisasi yang berbeda, Indonesia dapat memperkuat kerja sama dengan negara-negara berkembang sekaligus belajar dari negara-negara maju.
Prabowo menyimpulkan bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi langkah ini dengan mempertimbangkan kepentingan nasional dan manfaat jangka panjang bagi rakyat Indonesia. “Kami akan memilih jalan yang terbaik untuk memastikan ekonomi Indonesia tumbuh secara berkelanjutan dan mampu bersaing di kancah global,” tutup Prabowo.