sumowarna.id – Pembangunan pusat perbelanjaan modern di kawasan heritage Surabaya telah menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Kota Pahlawan, yang dikenal dengan sejarahnya yang kaya, memiliki banyak bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang bangsa. Namun, modernisasi kerap kali menjadi pilihan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Artikel ini akan mengulas kontroversi di balik pembangunan mall di kawasan heritage Surabaya, mengapa hal ini menimbulkan kekhawatiran, dan bagaimana seharusnya pembangunan ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian sejarah dan pertumbuhan ekonomi.
1. Kawasan Heritage Surabaya: Menjaga Warisan Sejarah
Surabaya memiliki kawasan heritage yang menyimpan banyak bangunan bersejarah, terutama di daerah-daerah seperti Kota Tua dan kawasan Pecinan. Gedung-gedung peninggalan kolonial Belanda, bangunan berarsitektur khas Tionghoa, dan monumen bersejarah memberikan identitas unik pada kota ini. Kawasan heritage ini bukan hanya menyimpan kenangan sejarah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang penting bagi Surabaya.
Namun, dengan berkembangnya modernisasi, muncul kebutuhan untuk mengembangkan infrastruktur dan fasilitas publik, termasuk pusat perbelanjaan. Beberapa pihak melihat pembangunan mall sebagai langkah penting untuk menarik minat investor dan meningkatkan pendapatan daerah. Di sisi lain, tidak sedikit warga yang khawatir akan dampak pembangunan ini terhadap bangunan heritage yang ada.
Untuk mempertahankan nilai sejarah, Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah menetapkan regulasi untuk melindungi bangunan bersejarah. Namun, dengan adanya pembangunan mall di kawasan heritage, muncul kekhawatiran akan rusaknya suasana asli dan risiko kehilangan daya tarik sejarah yang ada di kawasan tersebut.
2. Pro dan Kontra Pembangunan Mall di Kawasan Heritage
Kontroversi pembangunan mall di kawasan heritage Surabaya timbul dari berbagai sudut pandang. Di satu sisi, para pendukung pembangunan melihat mall sebagai daya tarik baru bagi wisatawan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kegiatan ekonomi lokal. Mall di kawasan heritage ini dianggap bisa mengubah wajah kota menjadi lebih modern dan dinamis tanpa meninggalkan identitas sejarahnya.
Namun, pihak yang menolak pembangunan mall memiliki kekhawatiran tersendiri. Mereka berpendapat bahwa keberadaan mall dapat mengganggu keaslian kawasan heritage dan mengancam keberadaan bangunan bersejarah. Bangunan bersejarah rentan terhadap kerusakan akibat pembangunan di sekitarnya. Selain itu, nilai sejarah dan suasana autentik yang menjadi daya tarik wisata heritage bisa tergantikan oleh atmosfer komersial mall yang modern dan serba cepat.
Banyak warga dan penggiat budaya berpendapat bahwa pembangunan sebaiknya dilakukan di lokasi yang tidak akan mengganggu situs sejarah. Dengan demikian, kawasan heritage tetap menjadi tempat yang nyaman untuk mengenang sejarah dan budaya kota tanpa terganggu oleh kepadatan aktivitas komersial.
3. Alternatif Solusi: Membangun Tanpa Merusak Warisan
Untuk menyelesaikan kontroversi ini, beberapa pihak mengusulkan pendekatan yang lebih seimbang antara pembangunan dan pelestarian. Salah satu solusinya adalah revitalisasi kawasan heritage tanpa menghilangkan karakteristik bangunan yang sudah ada. Pemerintah bisa mendorong revitalisasi bangunan tua menjadi ruang komersial yang tetap menjaga keaslian arsitektur sejarahnya, sehingga kawasan tersebut tetap hidup tanpa mengubah nilai historisnya.
Selain itu, penerapan konsep “adaptive reuse” atau pemanfaatan ulang bangunan bersejarah juga bisa menjadi solusi efektif. Dengan konsep ini, bangunan bersejarah bisa digunakan untuk keperluan modern, seperti kafe, galeri seni, atau toko kerajinan tangan lokal, tanpa harus menghancurkan atau merombak struktur asli bangunan. Hal ini sudah diterapkan di beberapa kota besar lainnya dan terbukti berhasil menjaga nilai sejarah sambil memberikan ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah juga perlu melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan di kawasan heritage. Dengan adanya diskusi terbuka, masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama dalam mencari solusi terbaik yang bisa menjaga warisan sejarah sekaligus memenuhi kebutuhan modernisasi kota.
4. Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Publik terhadap Kawasan Heritage
Di tengah upaya mempertahankan kawasan heritage, edukasi dan peningkatan kesadaran publik menjadi kunci utama. Masyarakat harus memahami pentingnya kawasan heritage dan peran pentingnya dalam menjaga identitas kota. Melalui edukasi, warga bisa menyadari bahwa melindungi warisan sejarah bukan berarti menolak perkembangan, tetapi menjaga keseimbangan agar kota tetap memiliki identitas unik yang membedakannya dari kota lainnya.
Kesadaran publik ini juga penting untuk membangun rasa memiliki terhadap kawasan heritage. Jika masyarakat peduli dan menjaga bangunan bersejarah, mereka bisa menjadi pengawas langsung terhadap berbagai aktivitas pembangunan yang mungkin merugikan kawasan heritage. Dengan begitu, setiap pembangunan akan melalui proses evaluasi dan perencanaan yang matang.
Selain itu, pemerintah bisa menggandeng sekolah, universitas, dan komunitas budaya untuk meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai pentingnya pelestarian sejarah. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya melek sejarah, tetapi juga turut aktif menjaga keberlanjutan kawasan heritage sebagai warisan budaya.